DOSA-DOSA BESAR DAN TAUBAT

12 Oktober 2008

DOSA-DOSA BESAR DAN TAUBAT

Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah al-Qur’an, sudah seharusnya kita mempelajarinya, sebagaimana fungsi hadits sebagaimana fungsi hadits sebagai penjelas al-Qur’an, dalam hadits memuat gejala penjelasan tentang suatu hal yang dirasa mujmal atau sulit dipahami.
Dalam al-Qur’an telah dijelaskan berbagai macam dosa besar dan keharusan kita untuk bertaubat serta menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah. Dosa besar merupakan sesuatu dosa yang dalam al-Qur’an sudah diancam hukuman yang sangat berat dan tidak mendapat ampunan dari Allah, sebagai muslim kewajiban kita adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya sebagai wujud dari keimanan dan ketakwaan kita.

Dosa-Dosa Besar

a. Pengertian dosa-dosa Besar

Dosa besar adalah perbuatan-perbuatan yang oleh al-Qur’an dan as-Sunah diancam dengan siksaan yang sangat berat. Ancaman siksaan yang berat itu ialah ancaman untuk dimasukkan neraka, memperoleh laknat dari Allah.

b. Macam-macam dosa besar

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَأَكْلُ الرِّبَا وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ {اجرخه البخارى في كتاب الوصايا}
Artinya : “Dari Abi Hurairah Nabi Muhammad bersabda jauhilah kamu sekalian 7 perkara yang merusak, sahabat bertanya wahai Rasulullah dan itu apa, rasul menjawab : menyekutukan Allah, sihir, membunuh orang yang telah diharamkan oleh Allah kecuali dengan hak, memakan riba, makan harta bendanya anak yatim, berpaling pada hari pertempuran (lari), menyangka seorang perempuan mukmin berzina.”
Berdasarkan hadits diatas ada 7 macam dosa besar yang harus kita hindari, yaitu :
  1. Menyekutukan Allah, sebagaimana kita yakini Allah mempunyai sifat yang berbeda dengan makhluk-Nya, adalah suatu dosa besar jika kita menyekutukannya.
  2. Sihir, merupakan perbuatan yang merugikan orang lain dan lebih percaya kepada yang lain dari pada Allah.
  3. Membunuh orang karena menghilangkan hak seseorang untuk hidup kecuali jika kita membunuh dengan suatu alasan yang dibenarkan syarat
  4. Memakan riba, seseorang yang memakan riba ia telah mengambil sesuatu yang bukan haknya sekaligus merugikan orang lain
  5. Memakan harta benda anak yatim hal tersebut termasuk perbuatan yang dilaknat oleh Allah.
  6. Berpaling pada hari pertempuran, atau lari dari pertempuran, agama telah menganjurkan pada kita untuk berjihad, menjadi seorang syuhada.
  7. Menyangka seorang perempuan mukmin berzina.
Adapun dosa besar menurut hadits Anas adalah :
أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْكَبَائِرِ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَقَوْلُ الزُّورِ{اجرخه البخارى في كتاب الشهادات}
Dari Anas r.a Nabi Muhammad ditanya dari dosa-dosa besar, Nabi Muhammad menjawab menyekutukan Allah, durhaka kepada orang tua, membunuh orang dengan tidak benar dan saksi yang palsu.
Dosa-dosa besar menurut hadits diatas adalah :

1) Syirik kepada Allah

Syirik yaitu menserikatkan Allah baik mengenai dzat-Nya, sifat-Nya dengan sesuatu atau makhluk-Nya, syirik yang demikian oleh para ulama disebut syirik akbar atau syirik iqtiqady, perbuatan syirik ini mempunyai daya mengeluarkan seseorang dari golongan pemeluk agama dan mengekalkannya di neraka, karena dosanya tidak memperoleh ampunan dari Allah.
Di samping syirik akbar disebut syirik ashghar atau amaly yaitu mengerjakan sesuatu amal bukan karena Allah, tetapi karena manusia, syirik ini tidak sampai mengeluarkan orang yang bersangkutan dari golongan agama.
Pembagian syirik yang lain adalah syirik jali, yaitu syirik secara terang-terangan, contohnya menyembah pohon, patung dan sebagainya, yang kedua yaitu syirik khofi atau syirik secara samar-samar yaitu meminta pertolongan kepada selain Allah, contohnya pergi ke dukun agar dekat jodohnya.
Adapun cara untuk menghindari perbuatan syirik diantaranya selalu berpedoman kepada ajaran al-Qur’an, menjauhi orang-orang yang berbuat syirik dan memupuk iman yang ada dihati.

2) Durhaka kepada orang tua

Yang dimaksud durhaka kepada orang tua adalah bermakiat kepada kedua orang tua, namun jika seorang anak enggan melaksanakan perintah kedua orang tuanya supaya menserikatkan Allah ia tidak mendurhakai kedua orang tuanya, walaupun pada lahirnya ia bermaksiat, sebab perintah kedua orang tuanya adalah perintah yang bertentangan dengan syariat.

3) Membunuh seseorang tanpa alasan yang dibenarkan

Allah menciptakan makhluk-Nya dengan segala hal dan kewajiban-Nya, termasuk hak untuk hidup, maka seseorang diharamkan untuk membunuh orang lain.

4) Saksi palsu

Islam mengajarkan kepada kita agar selalu bersifat jujur, karena dengan kejujuran itulah hidup kita akan tenang dan tentram, tidak dikejar-kejar rasa takut.
Sebuah kesaksian palsu dapat merugikan orang lain, orang yang seharusnya bersalah bebas dan yang seharusnya tidak bersalah menjadi terpidana.
Dalam al-Qur’an telah banyak ayat yang senantiasa mengajarkan pada kita untuk mengatakan apa yang kita ketahui diantaranya Ash-Shaf ayat 2
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لاَ تَفْعَلُونَ {الصف : 2}
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan
Atau sabda Rasulullah SAW
قُلِ الْحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًا {رواه البخارى ومسلم}
Artinya : “katakan yang benar sekalipun itu pahit”

Taubat

a. Pengertian taubat

Taubat adalah meminta maaf atau mohon ampun kepada Allah dari perbuatan dosa yang telah kita lakukan.
Adapun cara bertaubat diantaranya :
1) Harus menghentikan maksiat
2) Harus menyesal atas perbuatan yang telah dilakukan
3) Maksimal bersungguh-sungguh tidak mengulangi perbuatan tersebut
4) Meminta maaf kepada orang yang bersangkutan, apabila dosanya sesama manusia.

b. Anjuran untuk beristighfar

عَنْ أَبِى بُرْدَةَ عَنْ رَجُلٍ مِنَ الْمُهَاجِرِيْنَ يَقُوْ لُ سَمِعْتُ النبي صلى الله عليه وسلم يقول يَاآيُهَـاالنَّاسُ تُوْبُوْا إِلَىاللهِ وَاسْتَغْفِرُوْ هُ فَإِنِّى اَتُوْبَ اِلَىالله وَاسْتَغْفِرُهُ فيِ كُلِّ يَوْمِ مِائَةَ اَوْ اَكْثَرَ مِنْ مِائَةَ مَرَّةِ {رواه احمد في مسند الكوفين}
Artinya : “Dari Abi Burdah dari seorang laki-laki dari sebagian sahabat Muhajirin beliau mengatakan kami telah mendengar Nabi Muhammad bersabda “Wahai ingatlah manusia, bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah dan mohonlah pengampunan kami sekalian kepada-Nya, maka sesungguhnya kami bertaubat kepada Allah dan kami mohon pengampunan kepada-Nya pada tiap hari 100 kali atau lebih”
Manusia adalah insan yang tempatnya salah dan lupa, banyak kesalahan yang kita lakukan, baik secara sengaja maupun tidak, kita sadari atau tidak. Sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah segera minta maaf, oleh sebab itu menurut hadits di atas kita dianjurkan untuk beristighfar 100 kali atau lebih.
Membiasakan hidup dengan senantiasa zikir kepada Allah, akan membawa ketenangan hari serta terjaga dari sikap dan tutur kata yang buruk, karena lisan kita telah terbiasa berkata yang baik, yaitu kalimat thayyibah dan hati kita senantiasa mengakui kesalahan dan kelemahan kita, sehingga kita menjadi orang yang rendah.

c. Bertaubat kepada Allah

َبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِي إِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ هُمْ خَيْرٌ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْرًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ مِنْهُ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً
Artinya : “Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW bersabda : Allah yang Maha Mulia dan Maha Besar berfirman : “Aku menurut dugaan hambaku kepadaku, dan Aku bersamanya ketika ia ingat kepadaku, Demi Allah, sungguh Allah lebih suka kepada taubat hamba-Nya daripada salah seorang diantaramu yang menemukan barangnya yang hilang di padang. Barang siapa yang mendekatkan diri kepadaku sejengkal, maka Aku mendekatkannya sehasta, dan barangsiapa mendekatkan diri padaku sehasta, maka Aku mendekatkan diri padanya satu depa, dan barang siapa yang mendekatkan diri kepadaku dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari.
Adapun maksud dari hadits di atas adalah Allah selalu bersama hamba-Nya dengan rahmat, pertolongan, petunjuk, dan pemeliharaan kepedulian, dan barang siapa yang mendekatkan diri kepada Allah dengan taat, Allah akan memberinya rahmat, taufiq dan pertolongan. Jika ia menambah dalam bertaat maka Allah menambah taufiq dan rahmat-Nya. Jika hamba datang dengan berjalan dan segera bertaat maka Allah akan melimpahkan rahmat yang amat banyak.
Allah menyukai hamba-Nya yang bertaubat meskipun taubat tersebut terlambat.
عَنْ عَبْدِ اللهِ عُمَرَ عَنِ النَّبي صلىالله عليه وسلم إِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَقْبَلَ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَالَمْ يُغَر غرً {اخرجه ابن ماجه في كتاب الزهد}
Artinya : “Dari Abdillah bin Umar dari Nabi SAW bersabda sesungguhnya Allah yang maha tinggi, dan agung, pasti akan menerima taubat-Nya seorang hamba selagi hamba itu belum sekarat.
Dari hadits tersebut nyatalah bahwa Allah adalah maha pengampun, Allah mengampuni dosa hamba-Nya yang bertaubat sekalipun taubat tersebut terlambat asalkan belum sekarat.

Manusia akan sulit untuk terhindar dari dosa kecil sekalipun sebaik-baiknya orang yang berdosa adalah segera memohon ampun.

DAFTAR PUSTAKA
Faturrahman, Drs., Haditsun Nabawi, Menara Kudus, 1966.
Zuhri, Muhammad, Drs. Kelengkapan Hadits Qudsi, CV. Toha Putra, Semarang, 1982
As’ad Aliy, Drs., Fathul Mu’in, Menara Kudus, 1979.
Share:

0 comment:

Posting Komentar

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.