MANAJEMEN STRESS ALA SUFI

13 Oktober 2008

MANAJEMEN STRESS ALA SUFI

PENDAHULUAN

Dalam sejarah manusia struktur sosial dan ekonomi kehidupan modern sekarang ini telah menciptakan lebih banyak stress dibanding masa-masa sebelumnya. Broken home dan ada beberapa sumber atau penyebab stress secara umum (yang oleh para psikolog disebut stressor) bisa berupa bencana besar (angin badai / tsunami, gempa bumi), kejadian-kejadian di dalam kehidupan individu (kehilangan pekerjaan, kehilangan orang yang dicintai karena kematian atau putus cinta) kondisi yang tidak menyenangkan (tinggal di suatu daerah yang pepat dan bising) dan masih banyak penyebab-penyebab stress yang lain.

PEMBAHASAN

1. Melacak penyebab laten stress

Melampaui tekanan-tekanan stress dari luar (eksternal) yang berpengaruh besar terhadap stress, ada sumber batin stress yang sering kali terlalaikan. Ketika ada sumber stress yang diketahui pasti, seperti terdesak deadline rapat, kita sangat jelas dan gampang melihatnya, namun, ketika seseorang merasa stress tanpa alasan yang jelas, lalu apa penyebabnya.[1]

“Kita tahu kehidupan hanya dari simptom-simptomnya saja “, kata Albert Szent-eyorgyi, yang berarti bahwa kehidupan ini belum sepenuhnya teridentifikasi kan. “Apakah kehidupan itu, apakah kematian itu?” Apakah saya dilahirkan hanya untuk hidup dan mati ataukah ada tujuan yang lebih tinggi yang bisa kita capai dalam hidup ini. “Siapakah saya?” ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang menjejali pikiran-pikiran anak muda. Barangkali karena mereka tidak bisa menemukan jawaban-jawabannya itulah penyebab mereka gampang marah, ngamuk, dan berontak. Apakah tujuan hidup mereka? Apakah yang harus mereka perjuangkan? Apakah nilai mereka? Prinsip? Fungsi?

Banyak orang mengalami stress serupa di dalam kaitannya, tetapi mereka tidak bisa menyuarakan kebingungannya dan karenanya terkadang membahayakan dirinya atau orang lain. Karena itu, berusaha hanya untuk mengobati efek-efek stress berarti hanya melihat problem dari tataran permukaannya saja, karena penyebab problem harus juga ditangani.

Para dokter mendedikasikan diri untuk mengobati pikiran dan emosi, sedangkan biara merawat atau menangani penyembuhan jiwa dan roh. Karena penyebab-penyebab batin stress inilah proses penyembuhan perlu melibatkan seluruh pribadi, bukan hanya sebagiannya.[2]

Ada beberapa penyebab stress, diantaranya :

1. Ketidak jelasan tujuan dalam hidup ini.

2. Pilihan-pilihan

3. Penerimaan masyarakat

4. Keterasingan

5. Nikah

6. Kekhawatiran finansial, pembayaran dan hutang

7. Deadline (jatuh tempo) atau ujian

8. Pekerjaan-pekerjaan kasar

9. Kekhawatiran-kekhawatiran kesehatan

10. Tempat tinggal yang amat padat

11. Kebisingan

12. Perpindahan

13. Lingkungan tetangga

14. Pertanggung jawaban

15. Harapan-harapan dan tuntutan (baik dirumah atau dimasyarakat

16. Kematian yang baru terjadi di keluarga

17. Pergaulan

18. Jalan raya

19. Peristiwa aktual

20. Fobia

21. Kompetisi

22. Tuntutan diri

23. Promosi (jabatan)

24. Pemecatan

25. Penampilan fisik

26. Kesepian

27. Rasa jemu

28. Adat kebiasaan

29. Problem berat

30. Penyakit

31. Merokok

32. Alkohol

33. Obat keras

34. Seks.[3]

2. Hubungan Fikiran dan Tubuh

Kita telah mengatakan bahwa setip orang mempunyai cara yang tertentu dalam merespon stress dengan menegangkan bagian - bagian tubuh tertentu dalam tubuhnya. Dengan cara ini,fostur tubuh kita merefleksikan keadaan fisik dan mental kita. Satu bagian tidak bisa dipisahkan dari bagian yang lainnya. Ternyata bekerja tidak saja berdasarkan efek – efek jejak yang telah ditinggalkan stress dalam tubuh, tetapi juga berdasarkan sebab–sebab stress.sangat menakjubkan bagaimana pikiran mempengaruhi tubuh dan bagai mana kita cenderung bereaksi terhadap situasi stress dengan menegangkan otot-otot kita. Kebanyakan, kalau bukan semuanya, ketegangan otot-otot diciptakan sendiri (self-produced).[4]

Namun, bukan hanya situasi negatif yang dapat menyebabkan stress. Stress pun bisa yang positif. pernikahan adalah salah satu contoh stress yang positif: contoh lainnya liburan, sesuatu yang telah anda rencanakan dan anda tunggu sejak lama. Tubuh tidaklah membedakan antara ‘’stress negatif “ dan “stress positif “, tetapi menganggap seluruh tekanan stress sebagai tuntutan-tuntutan terhadap tubuh, pikiran, dan energi. bahkan tubuh tidak membedakan akibat stress yang masih ada dan stress yang dalam ingatan saja. beberapa lama, setelah situasi stress usai, seseorang nampak masih mempertahankan reaksi-reaksi stress yang dikenal sebagai “Momentum stress” Reaksi stress yang seperti hantu ini tidaklah memiliki tujuan kecuali untuk menambah kerusakan tubuh dan menyia-nyiakan energi. untuk membuat supaya tahan stress (stress restated), anda harus berusaha berkomunikasi dengan tubuh anda dan menyadari sinyal-sinyal yang dikirimkan tubuh.[5]

  1. Terapi Mengatasi Stress:

a. Relaksasi

Relaksasi adalah keheningan total. Ia adalah kemampuan untuk melampaui pikiran, waktu, ruang, dengan mencapai momen kedamaian dan ketenteraman batin.[6] Relaksasi hanya bisa terjadi ketika pikiran dan tubuh hening, ketika ritme otak berubah dari sebuah peta awas ke sebuah ritme alpha relaks. Dalam keadaan begitu, kimia yang menyebabkan kegelisahan menurun dan aliran darah ke otak-otak menurun, malah sebaliknya, darah mengalir ke otak dan kulit, memproduksi rasa hangat dan kalem.[7] Belajar rileks adalah langkah positif untuk tidak bereaksi secara berlebihan terhadap berbagai situasi stress. Relaksasi tidak terjadi secara spontan tetapi harus dipelajari. Secara klinis telah terbukti bahwa efek-efek relaksasi sangatlah berbeda dari efek-efek obat tidur, alkohol dan obat-obat keras.[8] Relaksasi adalah salah satu teknik dalam terapi perilaku.[9]

1) Kegunaan relaksasi

- Burn (dikutip oleh Beech dkk, 1982) melaporkan beberapa keuntungan yang diperoleh dari latihan relaksasi antara lain:

a) Relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang berlebihan karena adanya stres.

b) Masalah-masalah yang berhubungan dengan stres seperti hipertensi, sakit kepala, insomnia dapat dikurangi atau diobati dengan relaksasi.

c) Mengurangi tingkat kecemasan.

d) Mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres.

e) Meningkatkan penampilan kerja, sosial dan ketrampilan fisik. Hal ini mungkin terjadi sebagai hasil pengurangan tingkat ketegangan.

f) Kelelahan, aktifitas mental, dan atau latihan fisik yang tertunda dapat diatasi lebih cepat dengan menggunakan ketrampilan relaksasi

g) Relaksasi merupakan bantuan untuk menyembuhkan penyakit tertentu dan operasi

h) Meningkatkan hubungan interpersonal. Orang-orang yang rileks dalam situasi interpersonal yang sulit akan lebih berpikir rasional.[10]

- Macam-macam relaksasi

a) Relaksasi otot

Bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan dengan cara melepaskan otot-otot badan (Bernstain dan Borkovec, 1975 Golbfried dan Davison, 1976, Walker dkk, 1981). Dalam latihan relaksasi otot, individu diminta untuk menegangkan otot dengan ketegangan tertentu dan kemudian diminta mengendorkannya. Sebelum dikendorkan penting dirasakan antara otot yang tegang dan otot yang lemas. Instruksi relaksasi otot dapat diberikan melalui tape recorder, dengan demikian individu dapat mempraktekkannya di rumah.[11]

b) Relaksasi kesadaran indera

Relaksasi ini dikembangkan oleh Golbfried yang dipelajari dari Weitzman (Goldfried dan Davison, 1976). Dalam teknik ini individu diberi satu seri pertanyaan yang tidak untuk dijawab secara lisan, tetapi untuk dirasakan sesuai dengan apa yang dapat atau tidak dapat dihalangi individu pada waktu instruksi diberikan. Seperti pada relaksasi otot, instruksi relaksasi kesadaran indera juga dapat diberikan melalui tape recorder, sehingga dapat digunakan untuk latihan di rumah.

c) Relaksasi melalui hipnosa.

d) Relaksasi melalui yoga

e) Relaksasi melalui meditasi.[12]

Menghentikan aktifitas mental untuk sementara adalah jenis relaksasi yang paling baik, begitu aktifitas mental dimulai lagi, relaksasi berakhir. Terkadang ada begitu banyak masalah yang memadati rumah tangga mental anda, sehingga pikiran menjadi bingung dan gelisah, karena pikiran tidak dapat membuat keputusan yang benar, dan ia menjadi “mentok” cobalah jaga jarak dari segala sesuatu barang beberapa menit, dan beri istirahat dirimu. Setelah beberapa menit menjalankan relaksasi mental ini, menjadi lebih awas atas segala sesuatu yang akan menjadi jelas. Fikiran anda tentu akan lebih awas, segar, dan bahkan kreatif, dan anda mampu mengatasi problem anda dengan jauh lebih banyak energi.

Istirahat alami:

1. Diamlah di tempat tenang dimana anda tidak akan terganggu.

2. Cuci kaki, wajah, tangan anda dengan air hangat-hangat kuku atau paling tidak percikan sedikit ke wajah anda.

3. Duduk dengan paha menyilang dan nyamankan diri anda dengan senyaman mungkin.

4. Letakkan kedua tangan anda di pangkuan anda dengan nyaman.

5. Pejamkan mata anda selama waktu ini.

6. Mulailah tarik nafas dalam-dalam dan lebih penuh.

7. Berkonsentrasilah terhadap suara nafas anda ketika anda menghirup dan menghembus secara lembut dan merata.

8. Perhatikan kaki anda coba rasakan kaki dan kemudian rilekslah

9. perhatikan paha anda sekarang dan lenturkan secara sadar

10. Bagaimana perut anda terasa? Coba lenturkan sepenuhnya

11. Sekarang lenturkan dada dan sekali lagi perhatikan nafas anda Rasakan bahu, lengan, dan tangan serta lenturkan semuanya

12. Rasakan leher dan lenturkan

13. Rasakan kepala dan lenturkan

14. Perhatikan wajah anda sekarang dan lenturkan

15. Berikan perhatian khusus pada otot-otot sangat kecil di sekitar mata anda dan lenturkan.

16. Lenturkan sekitar pelipis

17. Pastikan gigi anda tidak gemeretak dan lenturkan otot-otot rahang anda

18. Di mana lagi anda merasakan tegang? Maka rilekslah

19. Letakkan seluruh tubuh (sekalipun begitu, hati-hati jangan sampai tubuh bungkuk dan tetaplah tegak).

Hal ini hanya akan berlangsung beberapa menit saja, barangkali selama coffee break, tetapi efek-efeknya akan sangat terasa berbeda sekedar meneguk secangkir kopi, merokok, minum alkohol, mengunyah permen, karena ini semua adalah pantangan-pantangan bagi diet dan pencegahan stres. Cobalah istirahat alami ini! Dan coba sejam untuk happy alami setelah kerja. Ini akan menyegarkan dan memberikan energi baru buat anda dan memberi jauh lebih banyak efek permanen dan positif.[13]

b. Afirmatif

Menurut Covey, bahwa afirmasi atau ketegasan memiliki lima dasar yaitu: pribadi, positif, masa sekarang, visual dan emosi. Jadi saya dapat menulis contoh seperti ini: “sangat menyenangkan (emosi)” bahwa saya (pribadi) berespon (masa sekarang) dengan kebijakan, kasih, ketegasan, dan kendali diri (positif)”. Apabila saya terjemahkan dalam shalat, maka kekuatan afirmasi shalat adalah sangat membahagiakan dan menenteramkan (emosi). Bahwa saya (pribadi) berespon (masa sekarang) dengan sifat Rahman dan Rahim, adil dan bijaksana (asmaul husna) dan melaksanakan sunnah-sunnah Rasul dengan mengendalikan diri melalui puasa (positif).[14]

Lakukan afirmasi setiap hari setiap saat selalu “every day in everyway I am Getting better and better” setiap hari saya semakin sehat dan semakin baik. Ingatkan diri kita bahwa tubuh kita dapat sembuh secara alami dan dapat memperbaiki diri sendiri. Afirmasikan senantiasa bahwa “my body is a healing mechanism”[15]

Contoh afirmasi:

· Hadapkan wajah anda kepada Allah

karena Dialah kebenaran

Berikan loyalitas anda kepada Allah

Dialah penolong yang terbaik

- Khalid Muhammad Khalid

Kulawan semua ketakutan. Akulah pemenang[16]

· Wajib bagimu untuk menyayangi dan memperhatikan sesama manusia karena mereka adalah hamba-hamba dan makhluk-makhluk-Nya, meskipun mereka telah berbuat durhaka. Jika kamu dapat melakukan hal seperti itu maka kamu akan mendapat pahala.

- Ibnu Arab[17]

· Yang pertama dipanggil ke surga mereka yang selalu memuji kepada Allah dalam segala hal

- Nabi Muhammad[18]

c. Shalat dan membaca al Qur'an

1. Terapi Shalat

Kaum muslimin tidak ikut-ikutan orang lain untuk mencari ketenangan hidup dengan melakukan meditasi segala macam, seperti diketahui belakangan ini bermunculan kelompok meditasi di berbagai kota. Tujuan organisasi ini tidak lain adalah untuk menjaring para eksekutif yang ini makin banyak ditimpa penyakit modern, seperti stres dan gelisah.

Sungguh sangat disayangkan kalau ada kaum muslimin yang tertarik pada tata cara pengobatan seperti ini. Sebab cara syar’i bukan saja telah terjadi pelanggaran, karena bercampurnya lelaki dan perempuan dalam satu ruangan tanpa aturan yang jelas. Sebenarnya shalat jauh menerapkan terapi yang lebih efektif dan ampuh untuk penyakit-penyakit gelisah seperti itu. Tentunya apabila shalatnya yang ada ditegakkan dengan cara baik dan khusyu’ sayangnya yang kita lakukan selama ini shalat bukan dianggap sebagai suatu kewajiban, akan tetapi terkadang sebagai suatu beban, teori pengobatan berkata, apabila kita yakin, maka sebagian dari penyakit itu telah disembuhkan.

Shalat bahkan bukan hanya akan memberikan kesembuhan terhadap beban-beban rohani akibat lelahnya menghadapi pertarungan hidup. Tapi juga akan memberikan kemenangan di dunia dan di akhirat. Orang yang shalatnya benar tenteram karena baru bertemu dengan Allah, penguasa segala sesuatu. Bertemu kepada Dzat yang menciptakan segala sesuatu di alam ini, termasuk jalan yang terbaik untuk hamba-Nya. Orang yang ketika menghadapi Tuhan mempunyai perasaan penghambaan seperti ini akan enteng hidupnya. Shalat akan dijadikan sebagai media memohon bimbingan di pasrahkan kepada-Nya, tawakkal.[19]

Rahasia dalam shalat:

1. Mengingatkan kita kepada Allah, menghidupkan rasa takut kepada-Nya menghidupkan khudlu’ dan tunduk kepada-Nya dan menumbuhkan di dalam jiwa, rasa kebesaran dan rasa ketinggian Allah swt serta mengesakan kebesaran dan kekuasaan-Nya.

2. Mendidik dan melatih kita menjadi orang yang tenang, orang yang dapat menghadapi segala kesusahan dengan hati yang tetap dan tenang.

3. Menjadi penghalang untuk mengerjakan kemungkaran dan keburukan.[20]

2. Membaca al Qur'an

Al Qur'an adalah kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad saw sebagai salah satu rahmat yang tidak ada taranya bagi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu ilahi yang menjadi petunjuk pedoman dan pelajaran bagi siapa yang mempercayai serta mengamalkannya.[21]

Setiap mu’min yakin, bahwa membaca al Qur'an saja, sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab yang dibacanya itu adalah kitab suci ilahi. Al Qur'an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mu’min, baik di kala senang maupun di kala susah, di kala gembira atau di kala sedih. Malahan al Qur'an itu bukan saja menjadi amal dan ibadah, tetapi juga menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.

Pada suatu ketika datanglah seseorang kepada sahabat Rasulullah yang bernama Ibnu Mas’ud ra meminta nasihat kepadanya: “Wahai Ibnu Mas’ud, berilah nasehat yang dapat kujadikan obat bagi jiwaku yang sedang gelisah. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tenteram, jiwaku gelisah, pikiranku kusut, makan tidak enak tidur pun tak nyenyak”.

Maka Ibnu Mas’ud menasihatinya, katanya: “Kalau penyakit itu yaitu menimpamu, maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, atau engkau dengan baik-baik orang yang membacanya, atau engkau dengar baik-baik orang yang membacanya, atau engkau pergi ke majelis pengajian yang mengingatkan hati kepada Allah, atau engkau cari waktu dan tempat yang sunyi, di sana engkau berkhalwat menyembah Allah, umpama di waktu tengah malam buta, di saat orang sedang tidur nyenyak, engkau bangun mengerjakan shalat malam, meminta kemurnian hati. Seandainya jiwamu belum juga terobati dengan cara ini, engkau minta kepada Allah, agar diberi-Nya hati yang lain, sebab hati yang kamu pakai itu bukan lagi hatimu.[22]

Setelah orang itu kembali ke rumahnya, diamalkanlah nasihat Ibnu Mas’ud ra itu. Dia memanggil wudhu kemudian diambilnya al Qur'an, terus dia baca dengan hati yang khusyu’. Selesai membaca al Qur'an berubahlah kembali jiwanya, menjadi jiwa yang aman dan tenteram, pikirannya tenang, kegelisahannya hilang sama sekali.[23]

Selanjutnya apabila mendengarkan bacaan al qur'an dengan baik, dapat menghibur perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah dan melunakkan hati yang keras, serta mendatangkan petunjuk. Itulah yang dimaksudkan dengan rahmah Allah, yang diberikan kepada orang yang mendengarkan bacaan al Qur'an dengan baik.[24]

Dan bagi seorang mu’min membaca al Qur'an telah menjadi kecintaannya. Pada waktu membaca al Qur'an, ia sudah merasa seolah-olah jiwanya menghadap ke hadirat Allah yang maha kuasa, menerima amanat dan hikmat suci, memohon limpah karunia serta rahmat dan pertolongan-Nya. Membaca al Qur'an telah menjadi wiridnya (kebiasaannya) yang tertentu, baik siang ataupun malam. Dibacanya sehalaman demi sehalaman, satu surat demi satu surat dan satu jus demi satu jus, akhirnya sampai khatam (tamat). Tidak ada suatu kebahagiaan di dalam hati seseorang mu’min melainkan bila dia dapat membaca al Qur'an sampai khatam. Bila sudah khatam, itulah puncak dari segala kebahagiaan hatinya.[25]

Etika dalam membaca al Qur'an dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Etika yang berhubungan dengan batin

Yang termasuk di dalam etika ini adalah:

a. Memahami arti / asal kalimat

b. Cara hati membesarkan kalimat Allah

c. Menghadirkan hati di kala membaca sampai ke tingkat memperluas

d. Memperluas perasaan dan membersihkan jiwa

Dengan demikian kandungan al Qur'an yang dibaca dengan perantaraan lidah, dapat bersemi dalam jiwa dan meresap ke dalam hati sanubari. Kesemuanya ini adalah etika yang berhubungan dengan batin, yaitu dengan hati dan jiwa.

2. Etika yang berhubungan dengan lahir.

Adapun yang termasuk dalam etika ini adalah:

a. Disunnatkan membaca al Qur'an sesudah berwudlu, dalam keadaan bersih, sebab yang dibaca adalah wahyu Allah.

b. Disunnatkan membaca al Qur'an di tempat yang bersih, seperti di rumah, surau, di mushalla dan ditempati-tempat lain yang dianggap bersih, tapi yang paling utama ialah di masjid.

c. Disunnatkan membaca al Qur'an menghadap kiblat. Membacanya dengan khusyu’ dan tenang, sebaiknya dengan berpakaian yang pantas.

d. Ketika membaca al Qur'an, mulut hendaknya bersih, tidak berisi makanan, sebaiknya sebelum membaca al Qur'an mulut dan gigi dibersihkan terlebih dahulu

e. Sebelum membaca al Qur'an, disunnatkan membaca taawudl, kemudian baru membaca basmalah.

f. Disunnatkan membaca al Qur'an dengan tartil

g. Bagi orang yang sudah mengerti arti dan maksud ayat-ayat al Qur'an, disunatkan membacanya dengan penuh perhatian dan pemikiran tentang ayat-ayat yang dibacanya itu.

h. Sedapat-dapatnya membaca al Qur'an janganlah diputuskan hanyalah karena hendak berbicara dengan orang lain.[26]

Banyak para ulama berpendapat bahwa beberapa ayat al Qur'an memiliki keutamaan/khasiat tersendiri. Ayat-ayat tersebut apabila dibaca mampu memberikan ketenangan jiwa, terhindar dari berbagai godaan dan ancaman, bahkan bisa menyembuhkan penyakit.

Pada hakikanya, surat al Fatihah, apabila dibaca menyebabkan tertolaknya murka Allah swt.[27] Nabi bersabda: “Barang siapa yang membaca sepuluh ayat tertentu: Empat ayat dalam permulaan surat al Baqarah ayat 2-5 dan ayat kursi (surat al Baqarah ayat 255, lalu dua ayat 284, 285, 286) maka setan (keburukan) tidak akan memasuki; rumah hingga pagi hari. (diriwayatkan oleh hakim dan juga riwayat Thabrani, dari Ibnu Mas’ud ra).

Banyak para ulama mengatakan bahwa ayat kursi mempunyai banyak keutamaan apabila dibaca rutin setiap hari, di antaranya:

1. Dapat menghindarkan gangguan syaitan dan orang yang dhalim.

Caranya: Bacalah ayat kursi pada setiap permulaan siang dan setiap permulaan malam.

2. Dapat mendatangkan hajat

Caranya: bacalah ayat kursi ini 100 kali pada tengah malam setelah sholat hajat

3. Menyembuhkan orang gila

Caranya : bacalah ayat kursi pada kepala orang yang gila sambil ditiup-tiupkan.[28]

Surat-surat lain dalam al Qur'an yang memberi manfaat apabila dibaca secara rutin antara lain adalah:

1. Surat yasin yang menyebabkan tertolaknya haus dan dahaga pada hari kiamat

2. Surat al- waqi’ah yang menyebabkan terhindar dari kefakiran kemiskinan di dunia

3. Surat ad- duhan yang dapat menyebabkan tertolaknya huru-hara ketika hari kiamat

4. Surat al- Mulku menolakkan azab kubur

5. Surat al- Kautsar menolak segala dendam kesumat dan permusuhan

6. Surat al- kafirun, yang menolak kekufuran ketika sakarotul maut

7. Surat al- Ikhlas, menolak sifat kemunafikan

8. Surat al- falaq, yang sifat hasud, dengki serta iri hati

9. Surat an- naas menolak segala macam was-was yang ada dalam hati

Demikianlah manfaat beberapa ayat dalam al Qur'an, jika ingin terhindar dari malapetaka, maka amalkanlah ayat-ayat al Qur'an tersebut diatas seserinhg mungkin, tinggal bagaimana caranya membagi waktu.[29]

KESIMPULAN

Dalam memanajemen stres dapat di terapi dengan berbagai cara seperti relaksasi, afirmasi, shalat, membaca al Qur'an dan lain-lain. Tetapi sebelum menerapi harus mengecek terlebih dahulu apa yang membuat orang tersebut stres, agar lebih cepat dan tepat dalam mengatasinya.


DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ari Ginanjar, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual ESQ Emosional Spiritual Quotient Berdasarkan Enam Rukun Iman dan Lima Rukun Islam, Jakarta, Argha, 2001.

Al Kumayi, Sulaiman, Kecerdasan dengan Cara Meraih Kemenangan dan Ketenangan Lewat Penerapan Dengan Nama Allah, Bandung, Hikmah, cet. 1, 2003.

ash Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Pedoman Shalat, Semarang, PT. Pustaka Rizki Putra, cetakan IV, 2000.

Behbehani, Soraya Hasan, Ada Nabi dalam Diri, diterjemahkan oleh Cecep Fandi Bihar Anwar, Jakarta, PT. Serambi Alam Semesta, cet I, 2003.

Hasan,Maimunah, al Qur'an dan Pengobatan Jiwa, Yogyakarta, Bintang Cemerlang, cet. II, 2001.

http://www.moslemsourcess.com.id/NEWS/detail.php.cetIdanII=100

http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/mandiri.2002/03/3/manol.html

Utami,. Muhanna Sofiati, Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, cet 1, 2003.



[1] Soraya Hasan Behbehani, Ada Nabi dalam Diri, diterjemahkan oleh Cecep Fandi Bihar Anwar, Jakarta, PT. Serambi Alam Semesta, cet I, 2003, hlm. 189

[2] Ibid, hlm. 190-192

[3] Ibid, hlm.173-179

[4] Ibid, hlm 173-174.

[5] Ibid, hlm 176.

[6] Ibid, hlm 184.

[7] Ibid, hlm 185.

[8] Ibid, hlm 186.

[9] Muhanna Sofiati Utami, Psikoterapi Pendekatan Konvensional dan Kontemporer, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, cet 1, 2003, hlm. 139

[10] Ibid, hlm. 142-145

[11] Ibid, hlm. 145-146

[12] Ibid, hlm. 159-166

[13] Soraya Susan Behbehani, op. cit., hlm. 187-188

[14] Ari Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual ESQ Emosional Spiritual Quotient Berdasarkan Enam Rukun Iman dan Lima Rukun Islam, Jakarta, Argha, 2001, hlm. 198

[15] http://www. Sinar Harapan.co.id/ekonomi/mandiri.2002/03/3/manol.html

[16] Sulaiman al Kumaya, Kecerdasan dengan Cara Meraih Kemenangan dan Ketenangan Lewat Penerapan Dengan Nama Allah, Bandung, Hikmah, cet. 1, 2003, hlm. 79

[17] Ibid, hlm. 131

[18] Ibid, hlm. 137

[19] http://www. Moslem Sourcess.com.id/NEWS/detail.php.cet I dan II = 100

[20] Teungku Muhammad Hasbi ash Shiddieqy, Pedoman Shalat, Semarang, PT. Pustaka Rizki Putra, cetakan IV, 2000, hlm. 558-559

[21] Maimunah Hasan, al Qur'an dan Pengobatan Jiwa, Yogyakarta, Bintang Cemerlang, cet. II, 2001, hlm. 127

[22] Ibid, hlm. 128-129

[23] Ibid, hlm. 133

[24] Ibid, hlm. 133

[25] Ibid, hlm, 136

[26] Ibid, hlm. 136

[27] Ibid, hlm. 138-143

[28] Ibid, hlm. 161

[29] Ibid, hlm. 175-176

Share:

0 comment:

Posting Komentar

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.