SUMBER BELAJAR

2 Mei 2011

SUMBER BELAJAR


1.       Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar yang dipakai dalam dunia pendidikan atau latihan adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang dikumpulkan secara sengaja dan dimaksudkan agar siswa mampu belajar secara mandiri.
Berdasarkan susunan kata, sumber belajar belajar berasal dari kata sumber dan belajar. Menurut Poerwadarminta sumber berarti “asal (dalam berbagai arti)”.[1]
Sedangkan kata belajar menurut bahasa berarti “berusaha (berlatih, dan sebagainya) supaya mendapat sesuatu kepandaian”.[2] Secara istilah belajar merupakan “proses orang memperoleh kecakapan, ketrampilan dan sikap”.[3]
Menurut Ahmad Rohani sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.[4]
Menurut Edgar Dale dalam Rohani, “sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar. Maksudnya adalah perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan”.[5]
Dengan demikian sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional.

2.       Manfaat Sumber Belajar
Suatu kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efisien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional, jika melibatkan komponen sumber belajar secara terencana. Sebab sumber belajar sebagai komponen penting dan sangat besar manfaatnya.
Adapun manfaat dari sumber belajar adalah sebagai berikut:
a.       Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret kepada peserta didik. Misalnya karyawisata ke objek-objek seperti pabrik, pelabuhan, kebun binatang dan sebagainya.
b.       Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, atau dilihat secara langsung dan konkret. Misalnya denah, sketsa, foto, film, majalah dan sebagainya.
c.       Dapat menambah dan memperluas cakrawala sajian yang ada di dalam kelas. Misalnya buku-buku teks, foto, film, nara sumber majalah dan sebagainya.
d.      Dapat memberi informasi yang akurat dan terbaru. Misalnya buku-buku bacaan, encyclopedia, majalah dan sebagainya.
e.       Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan (instruksional) baik dalam lingkup mikro maupun makro. Misalnya secara makro: sistem belajar jarak jauh (SBJJ) melalui modul.
f.        Dapat memberi motivasi yang positif, apabila diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat.
g.       Dapat merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih lanjut. Misalnya buku teks, buku bacaan, film dan lain-lain, yang mengandung daya penalaran, sehingga dapat merangsang peserta didik untuk belajar berfikir, menganalisis dan berkembang lebih lanjut. [6]

3.       Ciri-Ciri Sumber Belajar
Telah dikemukakan di atas, bahwa sumber belajar adalah sesuatu daya, kekuatan yang dapat memberi sesuatu yang kita perlukan dalam rangka proses instruksional. Oleh karena itu, apabila suatu daya tidak dapat memberi terhadap apa yang diinginkan sesuai dengan tujuan instruksional, maka daya tersebut tidak dapat disebut sumber belajar.
Misalnya di saat kita membutuhkan guru ahli bidang agama, padahal yang tersedia guru ahli bidang fisika yang tidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan instruksional. Atau ahli bidang fisika dapat sebagai sumber belajar setelah memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu. Oleh karena itu, dalam menggunakan sumber belajar hendaknya digunakan multimedia. Hal ini bertujuan agar dalam pencapaian tujuan instruksional dapat efektif dan efisien.
Secara garis besar sumber belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar mengajar, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal.
b.       Sumber belajar harus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ada.
c.       Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, maka sumber belajar yang dimanfaatkan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1)      Tidak terorganisasi dan tidak sistematis baik dalam bentuk maupun isi.
2)      Tidak mempunyai tujuan instruksional yang eksplisit.
3)      Hanya dipergunakan menurut keadaan dan tujuan tertentu atau secara insidental.
4)      Dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan instruksional.
d.      Sumber belajar yang dirancang (resources by designed) mempunyai ciri-ciri yang spesifik sesuai dengan tersedianya media.[7]

4.       Komponen Sumber Belajar
Komponen sumber belajar sebenarnya merupakan suatu sistem, artinya sumber belajar itu merupakan satu kesatuan yang di dalamnya terdapat berbagai komponen yang saling berhubungan, saling mempengaruhi serta saling melengkapi. Komponen yang dimaksud adalah semua bagian yang ada di dalam sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan. Bagian-bagian  tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, meskipun kadang-kadang dapat digunakan secara terpisah.
Adapun komponen-komponen sumber belajar sebagai berikut:
a.       Tujuan dan fungsi sumber belajar
Sumber belajar yang dirancang mempunyai tujuan-tujuan instruksional tertentu. Oleh karena itu, tujuan dan fungsi sumber belajar juga dipengaruhi oleh perancang (guru) sumber itu sendiri, serta sangat bergantung kepada karakteristik masing-masing jenis sumber belajar yang dugunakan.
Misalnya seorang guru yang berfungsi sebagai pendidik akan membawakan misinya yang berhubungan dengan pendidikan serta mempunyai tujuan agar para peserta didik (sebagai penerima pesan) dapat mengerti dan memahami pelajaran yang disampaikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap sumber belajar selalu mempunyai tujuan baik secara implisit maupun eksplisit. [8]
b.      Bentuk atau keadaan fisik sumber belajar
Kegiatan observasi yang dilakukan di Pusat Sumber Belajar (PSB) yang di dalamnya terdapat banyak komponen, bentuk yang beraneka ragam. Misalnya komponen perpustakaan, laboratorium, ruang observasi untuk micro teaching, ruang  produksi media dan sebagainya merupakan media penunjang dalam pengembangan sistem instruksional. [9]
c.       Pesan
Pesan termasuk komponen dalam sumber belajar, sebab sumber belajar harus mampu membawa pesan yang dapat dimanfaatkan (dipelajari) oleh pemakai (penerima pesan, peserta didik) sehingga mereka memperhatikan dan menangkap isi pesan itu secara efektif dan efisien serta terserap secara maksimal. Pesan sebagai salah satu komponen yang penting[10]
Pesan yang berperan sebagai sumber belajar mengandung 3 (tiga) pengertian, yaitu :
1)      Tanda (kata-kata, gambar) termasuk pemilihan dan urutannya yang menjadi tanggung jawab perancang, diharapkan bermakna bagi suatu sasaran.
2)      Pembawa tanda (macam, gaya, tata letak, pencetakan) yang menjadi tanggung jawab penerbit atau prosedur.
3)      Informasi atau arti yang diterima, yang menjadi tanggung jawab sasaran (audience).
Pesan, sebagai salah satu komponen yang penting dalam sumber belajar, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)      Kelengkapan isi pesan, kejelasan serta kemutakhiran isi pesan.
2)      Kemudahan penangkapan pesan sesuai dengan kondisi situasi tepat serta kemampuan dan kebutuhan penerima pesan.
3)      Isi pesan cukup sederhana, jelas, lengkap dan mudah ditangkap.[11]
d.      Tingkat kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar
Tingkat kompleksitas sumber belajar berkaitan dengan keadaan fisik dan pesan sumber belajar sejauhamana tingkat kompleksitas perlu diketahui adalah untuk menentukan apakah sumber belajar itu masih dapat dipergunakan mengingat waktu dan biaya yang terbatas dan lain sebagainya.[12]

5.       Klasifikasi Sumber Belajar
AECT (Association for Education Communication and Technology) membedakan sumber belajar menjadi 2 (dua) macam, yaitu :
a.       Sumber belajar yang dirancang (by design) untuk tujuan belajar seperti guru, dosen, pelatih, ruang kuliah (belajar), laboratorium, perpustakaan, bengkel kerja, simulator, modul.
b.       Sumber belajar yang dimanfaatkan (by utilization) yaitu dimanfaatkan untuk tujuan. Misalnya pejabat, tokoh masyarakat, orang ahli di lapangan, pabrik, pasar, rumah sakit, surat kabar, radio, televisi dan sebagainya.[13]
AECT (Association For Education Communication and Technology) juga telah mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 (enam), yaitu :
a.       Pesan (messages), yaitu informasi yang ditransmisikan (diteruskan) oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data. Termasuk ke dalam kelompok pesan adalah semua bidang studi atau mata pelajaran yang harus diajarkan kepada peserta didik.
b.       Orang (peoples), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan, pengolah, penyaji pesan. Dalam kelompok ini msialnya seorang guru, dosen, tutor, peserta didik, tokoh masyarakat atau orang-orang lain yang mungkin berinteraksi dengan peserta didik.
c.       Bahan (materials), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan untuk disajikan melalui penggunaan alat atau pun oleh dirinya sendiri. Berbagai program media termasuk kategori bahan, misalnya transparansi, slide, film, film strip, audio, video, buku, majalah, bahan instruksional terprogram dan sebagainya.
d.      Alat (devices), yaitu perangkat keras yang digunakan untuk penyampaian pesan yang tersimpan dalam bahan. Misalnya, proyektor slide, overhead, video tape, pesawat radio, pesawat televisi dan sebagainya.
Proyektor slide dapat digunakan dengan mengoperasikan secara manual, remote control (dari jarak tertentu), atau secara sunc-tape (operasi secara otomatis bersama dengan suara). Operasi slide dapat pula dengan aminasi (dihidupkan) dengan menggunakan beberapa proyektor yang telah diprogram sedemikian rupa secara otomatis antara operasi disolve-nya, suara dan gambarnya, sehingga menimbulkan kesan hidup.[14] Operasi seperti ini kebanyakan dipergunakan untuk keperluan suatu pertunjukan atau penampilan yang menghendaki adanya suatu impresi dan apresiasi.
e.       Teknik (Techniques), yaitu prosedur atau acuan yang disiapkan untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk menyampaikan pesan. Contoh: instruksional terprogram, belajar sendiri, belajar tentang permainan simulasi, demonstrasi, ceramah, tanya jawab dan sebagainya.
f.        Lingkungan (setting), yaitu situasi sekitar dimana pesan disampaikan, lingkungan bisa bersifat fisik (gedung sekolah, kampus, perpustakaan, laboratorium, studio, auditorium, museum, taman) maupun lingkungan non fisik (suasana belajar dan sebagainya).[15]

6.       Pemilihan Sumber Belajar
Untuk memilih sumber belajar yang baik, perlu memperhatikan beberapa kriteria sebagai berikut :
a.       Ekonomis dan murah
Hendaknya dalam memilih sumber belajar mempertimbangkan segi ekonomis dalam arti relatif murah, yakni secara nominal uang atau biaya yang dikeluarkan hanya sedikit.
b.       Praktis dan sederhana
Praktis artinya tidak memerlukan pelayanan dan pengadaan sampingan yang sulit dan langka. Sederhana artinya tidak memerlukan pelayanan khusus yang mensyaratkan keterampilan yang rumit dan kompleks.
c.       Bersifat fleksibel (luwes)
Artinya bahwa sumber belajar ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan dapat dipertahankan dalam berbagai situasi dan pengaruh.
d.      Komponen-komponen sesuai dengan tujuan
Mungkin satu sumber belajar sangat ideal, akan tetapi salah satu, bahkan keseluruhan komponen ternyata justru menghambat instruksional.
7.       Pengembangan Sumber Belajar
Dalam berbagai dimensi kehidupan telah banyak pemecahan masalah yang bersifat rasional dan intelektual, jika dibantu dengan irrasional akan membangkitkan ide-ide baru. Sehubungan dengan hal itu, aspek-aspek emosional dan irasional harus dipahami untuk meningkatkan keberhasilan dalam pemecahan masalah, dan mendongkrak kualitas pembelajaran. Oleh karena itu jika guru mengharapkan pencapaian kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah secara optimal, perlu diupayakan bagaimana membina diri dan peserta didik untuk memiliki kecerdasan emosi yang stabil dengan memahami diri dan lingkungannya secara tepat.
Beberapa  hal yang perlu diupayakan untuk mengembangkan sumber belajar dalam pembelajaran antara lain: [16]
a.   Menyediakan lingkungan yang kondusif.
b.  Menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis.
c.   Mengembangkan sikap empati, dan merasakan apa yang sedang dirasakan oleh peserta didik.
d.  Membantu peserta didik menemukan solusi dalam setiap masalah yang dihadapi.
e.   Melibatkan peserta didik secara optimal dalam pembelajaran, baik secara fisik, sosial, maupun emosional.
f.   Merespon setiap perilaku peserta didik secara positif, dan menghindari respon yang negatif.
g.  Menjadi teladan dalam menegakkan aturan dan disiplin dalam pembelajaran.



[1] W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN. Balai Pustaka, 1985), hlm. 974.
[2] Ibid., hlm. 108.
[3] Drs. H. Martinis Yamin, M.Pd., Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Ciputat: Gaung Persada Press, 2005), hlm. 97.
[4] Drs. Ahmad Rohani, HM., M.Pd., Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 102.
[5] Ibid.
[6] Ibid, hlm. 102-103.
[7] Ibid, hlm. 103-104.
[8] Ibid
[9] Ibid.
[10] Ibid.
[11] Ibid.
[12] Drs. Fatah Syukur NC., M.Ag., Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail bekerja sama dengan Walisongo Press, 2005), hlm. 100.
[13] Drs. Ahmad Rohani, HM., M.Pd., Op. Cit., hlm. 109.
[14] Dr. Nana Sudjana dan Drs. Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya), (Bandung: CV. Sinar Baru bekerja sama dengan Pusat Penelitian Pengajaran dan Pengembangan Ilmu Lembaga Penelitian IKIP Bandung, 1997), hlm. 115.
[15] Drs. Ahmad Rohani, HM., M.Pd., Op. Cit., hlm. 108-109.
[16] Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 162-163.
Share:

0 comment:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.